Pengamat: Singapura Sukses Pancing Emosi Timnas Indonesia | Sedekah informasi

Pengamat: Singapura Sukses Pancing Emosi Timnas Indonesia

HPK taruh disini

Timnas Singapura sukses memancing emosi para pemain Timnas Indonesia dan memastikan kemenangan 1-0 pada laga perdana penyisihan Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Nasional, Kallang, Jumat (9/11).

Demikian diungkapkan pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni menanggapi kekalahan 0-1 dari Singapura. Gol tunggal Singapura dicatat Hariss Harun memanfaatkan bola liar hasil umpan silang Gabriel Quak gagal diantisipasi lini belakang Indonesia di dalam kotak penalti.

Lihat juga: Bima Sakti: Saya Tak Meminta Posisi Pelatih Timnas Indonesia
Indonesia pun harus bermain dengan 10 orang setelah Putu Gede dikartu merah di menit-menit akhir pertandingan.

"Singapura bermain lebih pintar. Singapura sadar secara teknis tidak lebih baik dari Indonesia, sehingga mereka main disiplin dan pintar pancing emosi Timnas Indonesia," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (10/11).

"Timnas Singapura main tenang dan sabar, serta berhasil memancing pemain Indonesia kehilangan kesabaran. Timnas Indonesia hanya kurang Andik [Vermansah], seharusnya diturunkan," katanya menambahkan.

Permainan keras Singapura sukses redam permainan Timnas Indonesia.Permainan keras Singapura sukses redam permainan Timnas Indonesia. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Andik sama sekali tidak dimainkan pelatih Bima Sakti melawan Singapura. Menurut Kusnaeni, peran gelandang berusia 26 tahun tersebut sangat diperlukan untuk memecah kebuntuan permainan skuat Merah Putih.

"Harusnya Andik dapat kesempatan main 15-30 menit. Tapi bila Andik tidak dimainkan itu pun keputusan pelatih yang mesti dihormati. Namun secara taktikal, saya dari luar lapangan melihat ada yang kurang dari Timnas Indonesia yaitu pemain yang punya visi dan pengalaman seperti Andik," ucap dia.

Selain itu, Kusnaeni mengatakan Bima sangat kurang pengalaman menghadapi situasi lawan Singapura. Terang saja, itu adalah pengalaman perdana pelatih berusia 42 tahun tersebut sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia di Piala AFF.

Sebelumnya, Timnas Indonesia dilatih pelatih asal Spanyol Luis Milla.

"Faktor pengalaman itu penting bagi timnas senior, pengalaman situasi kritis itu perlu. Bima menyadari pemain Timnas Indonesia terpancing, tapi membiarkan Putu Gede sampai kartu merah," ucap Kusnaeni.

"Kecepatan pengambilan keputusan ditentukan pengalaman. Bima dengan segala hormat masih butuh pengalaman," ucapnya melanjutkan.

Irfan Jaya digantikan Riko Simanjuntak di babak kedua.Irfan Jaya digantikan Riko Simanjuntak di babak kedua. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Setelah lawan Singapura, Timnas Indonesia akan menghadapi Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (13/11).

Untuk laga berikutnya, Kusnaeni berharap agar Bima bisa lebih berani ambil keputusan sebagai pelatih. Ia menyampaikan Bima tidak harus selalu berpegangan pada metode permainan Milla.

"Metode permainan Milla itu bagus dan Bima konsisten. Tetapi, seorang pelatih itu harus punya plan B, C, kalau plan A tidak jalan," ujar Kusnaeni.

"Kemarin lawan Singapura, Bima terlalu konsisten pada plan A sehingga plan B dan C kurang berani diaplikasikan. Makanya saya bilang itu tergantung pengalaman," ujarnya kembali.

Lebih lanjut, Kusnaeni mengingatkan agar Timnas Indonesia jangan merasa beruntung lawan Timor Leste. Bila skuat Merah Putih masih terpancing emosi, lanjutnya, Timor Leste pun bisa jadi lawan berbahaya.

"Bima harus bisa bawa pemain untuk bermain ke level internasional. Oke di klub pemain bermain bagus, tapi di internasional beda. Caranya antara lain kemampuan dia motivasi, menularkan pengalaman melalui diskusi dan ngobrol yang banyak lah," tutur Kusnaeni

"Bima harus ubah cara berpikir main di timnas beda dengan main di klub, main lebih cerdas dan pintar. Kolektivitas tim harus kelihatan," tuturnya lagi.

Kusnaeni mengakui Timor Leste secara teknis dan berada di bawah Timnas Indonesia. Akan tetapi, ia menilai tim berjulukan Matahari Terbit untuk bermain ngotot.

Lihat juga: Mike Tyson: McGregor Suka Produk Ganja Saya
"Timor Leste punya motivasi besar. Bagaimana perasaan Anda jika berhadapan dengan lawan yang merupakan mantan negara induk? Itu gambarannya [main ngotot]."

"Kalau lawan dengan musuh yang punya sejarah tertentu mungkin akan berbeda. Seperti misalnya kalau lawan Timnas Malaysia. Jadi jangan remehkan Timor Leste karena mereka punya motivasi," ujarnya. (map)

sumber
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==